Saturday, October 31, 2009

Harapan


Jangan tepis semua yang kau lukis
Meski badani kian terkikis...

Biarkanlah terpatri dalam imaji diri
Hingga saatnya kaki melangkah lagi...

Tuesday, October 27, 2009

Terpaku

Bergerak dalam ruang waktu

Jeruji udara tuk hirup dalam hampa

Dalam derak dentingan jarum jam

Dalam putaran angka yang membeku


Asah otak dalam lembar kertas yang terbatas

Menggores garisan dengan pena tak bertinta

Ingin merobek, namun tak kuasa pertahanan diri

Ingin membuang, namun tak ingin siakan hari

Sia Sia

Jarum-jarum langit menusuki badan

Kala kau lari mencari tepian

Kemana ingin sembunyi…


Bumi berdansa goyang cha cha cha

Kala kau termenung sendiri

Apa yang kau hindari…


Angkasa bermain musik diiringi kilatan

Kala kau asik bermain kata..

Yang diakhiri oleh sebuah tanya


Sia-sia sembunyikan takut dibawah langit

Tak perlu tepiskan asa yang ditelan Bumi

Karena angkasa terlalu luas untuk kau pahami

Dan ’Mengapa’ adalah jawaban yang dibawa angin

Buku Cinderella

Buku Cinderella itu masih tersimpan di rak buku

Kala suatu waktu aku mencari barang lain, namun yang ku dapat adalah buku Cinderella itu..

Buku yang tak pernah kau tahu…

Yang ku tulis sejumlah puisi tanpa ragu..


Ah, dalam perahu kertas-nya, Dee menulis ”Kenangan adalah hantu di sudut pikir”

Dan yang kulakukan adalah tanpa berpikir

Jemari ini ingin menari dalam baris-baris kertas

Tuk tuliskan kata-kata dalam bahasa yang tak mengenal batas…


Ah, mengapa semua terlintas lagi

saat rintik hujan telah membasahi

dan air muka telah tersapu kering

Buku Cinderella… seakan memanggil…