Thursday, June 4, 2009

ijazah

Jangan kau sentuh Ijazah itu, Ayah..

Capnya yang telah memudar

Rapuh oleh waktu…

Lumpuh oleh dunia..

 

Tak perlu kau bingkai, Papa..

Tak ada yg dibutuhkan disitu

Tinggal tinta angka yang mulai hilang

Terlalu akrab dengan debu

 

Konon ijazah artinya ’smart’, Ayah

Meski ’smart’ tak ku mengerti artinya

Ada yang bilang untuk gengsi..

Ah, lagi lagi tak kumengerti…

 

Kemarin ku lihat ijazah itu dengan toga

Pemandangan senyuman berlimpah ruah

Tapi itu kemarin, Papa..

Hari ini tak tahu jadi apa..

 

Bagaimana bila ku biarkan terjatuh

Tertanam di bumi dan lapisan tanah

Biar melebur menjadi pupuk..

Daripada ’smart’ hanya menjadi frasa

Dan gengsi oleh budak dunia..

Mungkin di tanah akan lebih berguna…