Thursday, June 4, 2009

ijazah

Jangan kau sentuh Ijazah itu, Ayah..

Capnya yang telah memudar

Rapuh oleh waktu…

Lumpuh oleh dunia..

 

Tak perlu kau bingkai, Papa..

Tak ada yg dibutuhkan disitu

Tinggal tinta angka yang mulai hilang

Terlalu akrab dengan debu

 

Konon ijazah artinya ’smart’, Ayah

Meski ’smart’ tak ku mengerti artinya

Ada yang bilang untuk gengsi..

Ah, lagi lagi tak kumengerti…

 

Kemarin ku lihat ijazah itu dengan toga

Pemandangan senyuman berlimpah ruah

Tapi itu kemarin, Papa..

Hari ini tak tahu jadi apa..

 

Bagaimana bila ku biarkan terjatuh

Tertanam di bumi dan lapisan tanah

Biar melebur menjadi pupuk..

Daripada ’smart’ hanya menjadi frasa

Dan gengsi oleh budak dunia..

Mungkin di tanah akan lebih berguna…

5 comments:

@neze said...

Hhwweeiittss gw ceritanye bapaknye ni Dhe! dan bgini jawabnye:

Nak, daripada di dalam tanah
biarlah ini ijazah
kubingkai dengan wewangian
dadaku yang busung olehnya

Aku tahu tinggal tinta angka
yang kusut dan mulai lenyap
dimakan waktu yang pantang kembali

Tapi aku tak peduli
lagipula aku tak kenal
siapa itu smart, siapa itu gengsi
mungkin wajah mereka kecut
seperti tiga minggu belum mandi
makanya sulit dimengerti

kau tahu, aku seolah menjelma penumbang tirani sendirian
kala baca air mata dan tawamu
yang senantiasa tegak
merentang busur asa
di tiap angka ijazah ini nak!

-Anese-

rabu ud jarang Dhe, sekarang konsepnye kita kita yg mau ditonton
hehe!

Dhede Wantah said...

wih... jawaban bapak'e mantabh dan sgt bijak!

maap neh, agak2 bolot dikitz hehe, knp dia menjelma penumbang tirani sendirian? dan merentang busur asa, artinya apa?

-dhede-

@neze said...

"Seolah penumbang tirani sendirian" ye, hmmm... coba rasain Dhe andai kata lo; sendirian berhasil menjatuhkan rezim yang memimpin seenak jidatnya sendiri, pasti lo di elu elukan dong dan merasa sotoy bet dahh pokonya hehe!
"Merentang busur asa (harapan)itu menggambarkan semangat atau daya juang yg siaga n tak gentar

gitu ceritanya dhe, dan disitulah nikmatnya berpuisi lo bisa menggambarkan sesuatu dari banyak hal, misal; nangis, bisa digambarkan dengan:
"ada air dari mata hatiku
yang terbiasa kau sentuh"
atau apapun yg mnrt lo padanan katanya pantes dahh!

thomassilvano said...

kemana aja kau? jadi kapan loe mau pentas bareng kita dhe?

Dhede Wantah said...

Thomas... jadi malu karena ga produktip dan bukan anak JeKaTe lg jd ga bisa ikut2 rabu malam.. hehe..