Tuesday, December 4, 2012

Coal Mining

Ku lihat, ada penderitaan
Ku dengar, suara tangisan..
"Sudah kering kami terbakar,
tambah lagi kau acak-acak hingga akar!"

Ku sadari, mereka teriak minta tolong
Karena bantuan umumnya bohong.
Pasti saja minta upeti balik,
Walau habis semua yang dipetik.

Dan batu-batu itu adalah mati,
Hitam, pekat dan tak cantik!
Digunakan pun hanya jadi nestapa,
Menambah-nambahin polusi udara..!

Seandainya saja upaya dan jerih payah,
Mengeruk tanah, menambang SDA
Dapat dilakukan setiap insan manusia,
Untuk menyelami diri, menyentuh hati terdalam..

Kalau saja hati manusia,
Semahal tambang emas atau batu bara,
Mungkin kita semua akan berbondong gotong royong
Bahu membahu menolong sesama manusia,
Dan BUKAN sesama kapitalis!

Sunday, September 23, 2012

Wiji Thukul

Masih adakah yang mengingat sajak,
yang meneriakkan satu kata: LAWAN!
untuk rasakan hawa kebebasan.

Masih pedulikah akan semangat,
yang mengencam tindakan diam
dan pergerakkan bukanlah aksi satu satu orang.

Masih adakah yang menyimpan kenangan,
yang keras memaksa tirani agar tumbang
dan mulut tak dapat dibungkam.

Masih mampukah memori menyimpan
sebaris bait dalam ingatann
tentang ia yang ingin jadi peluru....

Manisnya Menulis

Kawan,
mari menulis lagi,
tentang harapan dan mimpi,
yang pernah dirangkai
dalam kata
dalam kalimat
dan bahasa sarat makna

Kawan,
Ayo bangunkan lagi,
Jiwa yang terdesak oleh rutinitas
jangan biarkan ia tumbuh dalam sesak

Karena aksara yang menari adalah nafas
yang hidup terhimpit di antara aturan

Karena cinta pernah hidup disini
diantara kata yang penuh misteri
Terungkap rahasia sosok manusia masa kini
yang bangun pagi untuk kerja
dan membaca sekenanya

Mari mulai merangkak,
dan kembali belajar
mencari jejak,
dan mimpi yang pernah dikejar
Membangunkan sisi humanis
agar hidup lebih manis

Thursday, March 15, 2012

Hari ini

Hari ini,
Ada luapan emosi,
Aku ingin besok,
ia harus minta ijin

Hari ini,
Air mata jatuh lagi,
Tapi esok,
Tak bisa semau diri

Hari ini,
Aku beri titah untuk dipatuhi,
Agar emosi tak datang dan pergi
sesuka hati.

Tuesday, February 14, 2012

Pesan dari Jalanan

Pengamen sastra jalanan,
tak dikenali tapi menginspirasi,
katanya...

Empati adalah kunci,
Tapi itulah manusia yg semakin hari semakin pintar bermain dengan hati,
Segalanya dapat dimatikan,
bahkan mematikan dirinya sendiri..

Berada di tengah-tengah kota metrapolitan nan megapolitisan picisan,
ia berpesan...

Ditengah-tengah euphoria politik yang telah memporak-poranda,
Semoga sastra dan budaya menyatukan kita

Dan ia pun menutup dengan kata-kata yang sarat makna,

Apabila ada salah dan atau kurang berkenan, mohon jangan dimaafkan!
Sastra adalah demokrasi,
daulat saya kembalikan kepada anda.

Salam budaya!

Untuk keragaman hidup,
Untuk kebebasan jiwa,
dalam ke-bhineka-an!

Kata Serupa


Pasti ada maksud dibalik kata-kata yang serupa
Mengapa mudah senada dengan murah?
Mengapa bahasa inggris 'report' kok sekilas seperti repot?
Dan selalu ada asa.. di dalam rasa,
Ayo yang be-r'asa, beri kedip untuk yang berkelip..

Bahkan bisa mendatangkan biasa,
tapi kalau keterusan, bisa biasa binasa (!)

Ssssss...
Desas dan desis pun hanya beda vokal,
tapi bukan berarti fatal.

Tapi...
aku tidak melihat ada yg janggal pada tanggal,
Ya s-udahlah,
untuk apa bicara kalau semua 'kan bermuara pada wacana.