Sunday, September 28, 2008

Fenomena Baru

Ada resonansi minor berkumandang di belantara padang rumput

Gesekan pasir yang berdesak mencari tempat

Semilir angin yang ramai berbisik kepanasan

Dan dedaunan berisik tak bisa tenang

 

Bila saja suara mereka dapat dipanami,

mungkin kau bisa bantu cari jawabnya..

Apakah tanah mengadopsi gen spesies bunglon,

yang mudah berubah wujud menjadi aspal…

Apakah pohon dibelikan baju baru,

yang berdandan necis dalam busana gedung bertingkat

Apakah binatang sudah mulai beradab,

yang setiap hari berbaris rapih di jalan-jalan protokol

 

Ataukah ini bagian dari sejarah fenomeno alam, seperti teori the big bang yang menjelaskan munculnya sembilan planet antariksa andromeda, ataukah teori evolusi Darwin yang menjelaskan perkembangan perubahan mahluk hidup agar bertahan hidup, ataukah ini hanya speak speak sampah tentang isu ‘Global Warming’ dan tag line ‘Go Green’ sehingga muncul institusi kesiangan yang mengangkat profile perusahaannya melalui eksistensi mereka dalam ‘Environment and Social Responsibility’ padahal 10 tahun yang lalu tak ada yang peduli dengan AMDAL…??

 

Tapi bisa saja karena penulis yang tidurnya kesiangan

Tak sempat sadari apa yang terjadi di waktu pagi..

Life Treatment

”So... how’s life treat you these days?”

Hm...

Saya selalu bangun pagi, tapi bukan oleh suara ayam jantan di desa Amurang melainkan weker jam yang sudah disetel malamnya...

Mungkin saya tidak bisa mendengar deru ombak pantai Senggigi, tapi iPod saya siap sedia dengan 4000 jenis lagu dari 57 genre...

Apalagi...??

Ya, saya tak lagi melakukan perjalanan selama 3 jam untuk sampai ditujuan dengan jalan kaki dan perahu rakit, cukup dengan menyetop taksi dan duduk santai selama 30 menit..

Saya tak perlu khawatir hewan buas atau jembatan sungai yang hampir roboh seperti kawasan hutan lindung Ujung Kulon karena satu-satunya rintangan yang harus saya hadapi hanya kemacetan lalu lintas..

Polusi udara kerap kali saya hirup, baunya memang berbeda dengan belerang di gunung Gede, tapi itu tidak mengganggu...

Oh yah..

Saya disuguhi berbagai macam gambar di televisi, meski tak seindah menonton gerakan kapas putih di atas puncak Rinjani, tapi cukuplah untuk membuat sedikit tersenyum..

Kadang-kadang rindu juga merasakan semilir angin sejuk di Ranupane, tapi untung saja  air conditioner tak pernah lupa dipasang..

Kalau sewaktu-waktu teringat kilauan danau Tiga Warna, saya mampir saja ke toko kristal sebelah, agak berbeda tapi cukup serupa...

 

Kembali ke pertanyaan anda...

”So... how’s life treat you these days?”

”Life threats me very nice...

Well, gotta go now, I must pay my bills”