Jangan kau sentuh Ijazah itu, Ayah..
Capnya yang telah memudar
Rapuh oleh waktu…
Lumpuh oleh dunia..
Tak perlu kau bingkai, Papa..
Tak ada yg dibutuhkan disitu
Tinggal tinta angka yang mulai hilang
Terlalu akrab dengan debu
Konon ijazah artinya ’smart’, Ayah
Meski ’smart’ tak ku mengerti artinya
Ada yang bilang untuk gengsi..
Ah, lagi lagi tak kumengerti…
Kemarin ku lihat ijazah itu dengan toga
Pemandangan senyuman berlimpah ruah
Tapi itu kemarin, Papa..
Hari ini tak tahu jadi apa..
Bagaimana bila ku biarkan terjatuh
Tertanam di bumi dan lapisan tanah
Biar melebur menjadi pupuk..
Daripada ’smart’ hanya menjadi frasa
Dan gengsi oleh budak dunia..
Mungkin di tanah akan lebih berguna…