Maafkan aku, kakak
di saat mereka melihat perjuangan kalian sebagai lelucon
menanggapi ramai-ramai ke gedung rakyat dengan tawa terbahak
Maafkan aku, kakak,
mereka tidak paham tentang lagu darah juang yang kau nyanyikan
bahkan tak mengerti mengapa kau pernah berjuang
Kak,
mereka masih belia,
meski ku tahu itu bukanlah alasan..
mereka tak bisa rasakan
keringat otak pikiran yang kau curahkan
dan rekan seperjuangan yang masih hilang
ataupun darah juang yang renggut nyawa
Tapi aku 'kan ceritakan padanya, kak
Meski ku tak tahu segalanya,
namun ku ingatkan mereka
tentang badanmu yang kurus kering tak pernah pulang,
rapat tiap malam bicarakan negara,
polisi mencarimu hingga ke rumah,
preman yang menggrebek kostan,
aparat yang hancurkan kontrakan,
dan pak lurah yang menyembunyikan mu,
ketika mereka kejar kau sehabis demo di jalan
Ataupun tentang senapan di depan mata,
Intel yang selalu mengintai,
satu malam interogasi di dalam bui,
Dan tentang rakyat bersatu duduki gedung sendiri, gedung rakyat
Karena aku bangga, kak
Bangga hanya dengan menjadi saksi sejarah
dan,
engkaulah, para kakak, para pelaku sejarah
Ku harap suatu saat,
mereka berhenti tertawa
Dan mulai bicara
tentang perjuangan
untuk Indonesia
*edisi curhat kecewa*