Wednesday, July 30, 2008
Hampa
Sunday, July 20, 2008
Yang Ku Tau tentang Manusia
Hanya ini yang kutahu…
Bahwa manusia senang diberi bunga..
Bunga apa saja… misalnya dikasih bunga mawar.. tapi umumnya laki-laki yang memberi ini kepada perempuan, padahal ga pernah ada aturan mutlak yang bilang ttg kondisi ’umum’nya itu… stereotype!!..
Hm, kembali ke bunga…
Apalagi klo dikasih bunga bank, pasti mukanya berbinar dan pupil mata berubah jadi lambang dollar $ kyk paman gober… berhalusinasi bunga bank bisa berubah jadi gudang uang… tapi wajar aja klo manusia punya impian begitu kan… Hebat juga tuh Walt Disney, dia berhasil membuat banyak manusia berimajinasi tingkat tinggi!!
Nah…Bunga!!
Dan, satu yang banyak digemari pria masa kini: Bunga Citra Lestari!! Kalo dikasih bunga yang ini, pasti senengnya bukan main deh!! Multi-talented lady, bisa acting plus nyanyi, plus cantik!!
Jadi perlu dicatat, klo mo punya anak, namain aja Bunga, dijamin disenangi manusia..!!
Yang kedua, manusia tidak suka dengan sampah
Sampah itu identiknya bau dan jorok.. ya, biasalah, sesuatu yang sudah tidak perlu, tidak bermanfaat lagi, dan tidak ada gunanya, biasanya dinamakan s.a.m.p.a.h…
Abis makan kue, bungkusnya dibuang, karena kuenya udah abis jadi bungkusnya udah tidak berguna lagi..padahal sebelumnya bungkus itu paling berperan dalam menjaga kue tetep steril untuk dimakan, tapi segera dilupakan semudah itu.. wowww…
Tapi yang paling dihindari memang sampah masyarakat.. kenapa bisa ada istilah itu yah? Mereka bukan orang yang dibuang, tapi orang yang tidak disukai dan/atau kemudian dihindari.. apa mungkin mereka juga sama seperti bungkus kue, yaitu seseorang yang sebelumnya penting namun karena tidak berguna dan tidak bermanfaat lagi, akhirnya dibuang begitu saja.. oleh masyarakat pulaaaa!! *masih mending bungkus kue, dibuang oleh satu manusia doank, bukan MASYARAKAT* Dan lagi-lagi, seakan dapet punishment besar2an, sanksinya norma sosial, sanksi yang sulit dinetralisir, agak ngeri lho…
Dan yang terakhir yang aku tahu… manusia senang bicara..
Mereka bisa bicara apa saja dan kapan saja, penting dan tidak penting… makanya giliran ada pihak yang disuruh tutup mulut, pasti bicaranya tambah ’lantang’ alias ’keras’.. entah bicara untuk kebebasan maupun bicara untuk minta duit tutup mulut, yang pasti tambah unjuk gigi dengan caranya masing-masing deih… Padahal kalau kita pernah dengar/baca/lihat/apa saja lha yang berkaitan dengan pengembangan diri, biasanya disinggung bahwa manusia punya 1 mulut dan 2 telinga, yang artinya manusia di’design untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara, tapi kenapa ’yang aku tahu’ malah sebaliknya yah…
Mau bicara aktif dengan intonasi keras atau bicara pasif dengan lembaran kertas… semua senang bicara…
Friday, July 18, 2008
Muak
Setiap oksigen yang dihirup hanya sebagai bentuk legitimasi aku hidup
Setiap suara yang keluar dari rongga mulut hanya menegaskan aku dapat bicara
Dan kapankah pribadi dapat terlepas dari kukungan eksistensi dunia?
Yang ingin menghirup udara kehidupan dan bicara lantang atas nama kebenaran...
Tidak sahih, katanya... tatkala bernafas dengan senyuman dan berbicara dengan hati
Tak layak, jawabnya... karena bukan itu yang mereka inginkan dari manusia
Hanya sesungging bibir yang dapat merespon sebagai tanda terima kasih,
Karena akhirnya otak dan pikiran menyatu pada kesimpulan: Cukup tau....
Dan biar menjalani kehidupan munafik hingga muntah berdarah oleh rasa MUAK
Waktunya Istirahat
Gentar oleh badan yang gemetaran karena kesedihan yang tak sanggup diresapi oleh air mata
Jiwa badani yang ingin keluar dari jeruji tulang dan ditemboki oleh seonggok daging
Ingin melepaskan segala asa yang punah oleh batasan diri
Hingga tak sanggup mendekap dan mencari keaslian pribadi
Bagaikan gempa yang tak kunjung habis melahap nyawa
Selesai semua oleh tsunami yang membersihkan sampahnya
Seakan tak berdosa, seakan tak bersalah
Seakan semua bersih tertutup oleh nestapa yang tak terobati
Sesaat tertawa dan berlari dengan lincah
Meski menyadari musibah sejengkal dari langkah
Membiarkannya hingga melahap tak bersisa..
Hanya tuk buat dinamika, biar hidup lebih gempita..
Bukankah sudah cukup kau dengar leluhur bercerita
Hidup tidak mencari gejolak,
Karena ia datang tanpa kau sadari
Tak perlu skenario bikinan manusia
Tawa dan gelak terlihat ceria..
Kegentaran yg seakan menyenangkan...
Hingga kering pupil ini bicara, bahwa senyum dalam tak lagi nyata..
HEYYYY,
Badanmu gemetar... Hatimu gentar..
Matamu kering.. Suara mu habis..
Masihkah ingin hidup ini lebih bergejolak??
HEYYYY...
Pundakmu pegal... Tanganmu membeku..
Otot-ototmu lemah... Kakimu kaku..
Dan kau masih menyatakan dirimu tangguh??
HEYYYYY...
Tidak cukup kah...
Tak perlu badan ini kau gerogoti, hingga tulang dengan sombongnya menampilkan kekuatannya
Tidak puas kah...
Usai semua kau habiskan hatimu dengan kekuatan kognitif, nalar dan logika
SUDAH!! ISTIRAHATLAH...
Dead Living
Monday, July 7, 2008
Semarang II
Kaki tergesa setengah berlari menelusuri lorong dengan tembok marmer yang megah
Menggunakan kaca mata kuda hanya menatap kedepan
Bak seorang model yang berjalan dengan buku tebal dikepala
Padahal kesamaan mereka hanya setelan baju yang mengharamkan kata kusut
Memandang matahari berharap tenggelam agak lama dari biasanya
Padahal kenal matahari pun tidak, apa yang dapat diharapkan?
Atau bersenda gurau dengan langit dan menyembunyikan spidol hitamnya
Padahal sudah saling mengenal, dan langit dengan mudah menemukan kembali
Hanya dua layar yang dikenali,
Sayangnya keduanya bukan layar kehidupan..
Hanya layar TV dan layar komputer
Tambah satu layar semu: cermin!!
Semarang I
Mengganggu kedamaian cakrawala dengan lalu lintas beterbangan
Dikala manusia berdegup khawatir keselamatan jiwa
Ingin tiba di daratan dan menginjakan kaki..
Dan kita pun bertanya, apa tujuan mereka
Menghamburkan harta demi waktu
Seakan pengorbanan yang paling setimpal
Dari setiap keringat yang terbuang
Waktu kan selalu terbuang
Sekalipun kau hanya diam
Waktu memang berjalan
Tapi diam tak’kan menjawab hingga kapan