Gentar oleh badan yang gemetaran karena kesedihan yang tak sanggup diresapi oleh air mata
Jiwa badani yang ingin keluar dari jeruji tulang dan ditemboki oleh seonggok daging
Ingin melepaskan segala asa yang punah oleh batasan diri
Hingga tak sanggup mendekap dan mencari keaslian pribadi
Bagaikan gempa yang tak kunjung habis melahap nyawa
Selesai semua oleh tsunami yang membersihkan sampahnya
Seakan tak berdosa, seakan tak bersalah
Seakan semua bersih tertutup oleh nestapa yang tak terobati
Sesaat tertawa dan berlari dengan lincah
Meski menyadari musibah sejengkal dari langkah
Membiarkannya hingga melahap tak bersisa..
Hanya tuk buat dinamika, biar hidup lebih gempita..
Bukankah sudah cukup kau dengar leluhur bercerita
Hidup tidak mencari gejolak,
Karena ia datang tanpa kau sadari
Tak perlu skenario bikinan manusia
Tawa dan gelak terlihat ceria..
Kegentaran yg seakan menyenangkan...
Hingga kering pupil ini bicara, bahwa senyum dalam tak lagi nyata..
HEYYYY,
Badanmu gemetar... Hatimu gentar..
Matamu kering.. Suara mu habis..
Masihkah ingin hidup ini lebih bergejolak??
HEYYYY...
Pundakmu pegal... Tanganmu membeku..
Otot-ototmu lemah... Kakimu kaku..
Dan kau masih menyatakan dirimu tangguh??
HEYYYYY...
Tidak cukup kah...
Tak perlu badan ini kau gerogoti, hingga tulang dengan sombongnya menampilkan kekuatannya
Tidak puas kah...
Usai semua kau habiskan hatimu dengan kekuatan kognitif, nalar dan logika
SUDAH!! ISTIRAHATLAH...
No comments:
Post a Comment