Sunday, May 24, 2009

Secarik tentang Hari


Kau tak sadar bahwa alam memang bicara setiap hari…

 

Ketika matahari datang, seperti bunda yang membangunkan ku dari mimpi panjang karena cahayanya menghantarkanku pada realitas dunia… dan bila ku melupakan bunda, ia akan menjadi galak dan memberikan serangan cahaya terik supaya kita dapat lihat lagi padanya dan berkata, ”bunda, mengapa kau berikan panas, apa karena aku lupa waktu?”.. dan ia pun mendatangkan senja karena dilihatnya kita sudah berkelakuan baik hari itu… yah, bisa saja badai yg menghampiri entah kapanpun, tapi pasti karena kita nakal...

 

Saat senja, bunda mentari pun sedih karena harus meninggalkan kita… disinilah saat kita diajarkan tentang pilihan, berada keluar dari kenyamanan sekarang atau bergerak merasakan hal yang baru.

Adalah baik bila kita bergerak pada hal yang baru dalam hari (dalam hal ini hari dapat diterjemahkan sebagai kehidupan kita-red), yang digambarkan oleh mendatangkan malam…

 

Dalam kata malam, atau konotasi negatif yang terpancar… berdekatan dengan kata kelam.. tapi itu bila kita tak mengenal malam… kelam memang datang saat malam, tapi bulan menjadikan kita lebih mengenal alam… di dalam kegelapan banyak sekali pilihan yang menjadikan kehidupanmu sekarang ini..  Seakan-akan malam memang dihadirkan untuk mengisi perjalanan hidup agar penuh dinamika dan gejolak.. Kegelapan yang dihadirkan malam seakan mengijinkan kita berbuat apapun, bahkan hingga tindakan maksiat maupun kriminal sekalipun, karena kegelapan menyembunyikan kita sementara waktu - hingga bunda mentari datang menjemput.

Tapi dapat juga kita gunakan kekelamannya untuk menggali diri tentang keseharian bersama bunda mentari yang menemani, karena kekelaman menghantarkan kita ke lubuk hati paling dalam, seperti menimba air dalam sumur tak berujung, dan akan terangkat ketika –ternyata- kita  b.e.l.u.m  sanggup kita relungi kedalaman sumur diri… yah, mungkin karena terlalu kelam…

Atau….. cukup dengan lewati malam dengan memejamkan mata, semoga keindahan keseharian bersama bunda mentari terulang kembali dan berharap pengalaman kurang menyenangkan hilang bersama kelam malam…

 

Namun di malam inilah pilihan ditetapkan, yang menghantarkan pada bunda mentari saat fajar menyingsing, yang menentukan apa yang kau lakukan saat bunda mentari bersinar…

 

Selamat menikmati hari (baca: hidup), jangan lupa dengarkan alam ketika sedang bicara..

2 comments:

@neze said...

ahahaha, jgn kelamaan tapi dongkolnye dhe, setelah matahari terbenam dongkolpun harus karam
agar tidak lahir dendam dalam hitamnya malam.

wah denger org ngomong aje kadang2 budek gua gmn denger alam, hehe!
"Enjoy life to you too comerad"

Dhede Wantah said...

hahaha...
tenang aje, nez, klo ngedenger alam, ga perlu pake telinga, cman butuh hati doank... jiaahhhh :p